'Ratimaya' Album Baru Sarasvati
Produktif, mungkin kata ini yang
mewakili mampu mewakili, Sarasvati, grup musik asal Bandung yang
beranggotakan delapan orang personil ini tak pernah absen membuat album
penuh. Entah mini album, full length album, ataupun album kolaborasi.
Tercatat sudah empat buah album yang dihasilkan, sepanjang lima tahun
perjalanan karier bermusik mereka. Diantaranya “Story of Peter” (2010),
“Mirror” (2012), “Sunyaruri” (2013), dan “Ballades” (sebuah kolaborasi
dengan Gran Kino 2015).
Sarasvati dulu merupakan proyek solo
dari sang vokalis yang bernama Risa Saraswati. Nama belakang Risalah
yang mengilhami nama belakang ini. Sarasvati adalah tulisan Sansekerta
dari Saraswati. Seiring berjalannya waktu, Sarasvati yang sempat
berubah-ubah formasi akhirnya memutuskan untuk dikukuhkan sebagai sebuah
band. Dengan formasi akhir band ini adalah Risa Saraswati (vokal),
Marshella Safira (vokal latar), Hinhin Akew (gitar), Gallang perdhana
(bas), Gigi Priadji (sequencer), Papay Soleh (drum), Kevin Rinaldi
(kibor), dan Iman Jimbot (kecapi dan suling).
Bukan hal mudah menggabungkan banyak
kepala yang berlatar belakang musik berbeda atas nama Sarasvati. Namun
sejauh ini, ke-delepan personil Sarasvati mampu meleburkannya hingga
tercipta sebuah musik yang cukup dinamis. Orang menyebut band ini
sebagai band beraliran pop kontemporer.
Imej yang dibangun oleh Sarasvati begitu
kuat. Meski konon katanya tak pernah mengonsep imej, kata "Horor"
begitu melekat dalam setiap karya yang dihasilkan oleh Sarasvati. Tak
ada niat untuk melepas imej ini, hanya saja ada keinginan untuk
menciptakan sesuatu yang berbeda. Tidak melulu karya tentang hantu dan
segala sesuatu yang bersifat horor, seperti karya-karya Sarasvati di
album sebelumnya.
Selama hampir 6 bulan, mereka meramu
sebuah album baru. Ada yang menarik disini, album ini tak lagi soal
hantu. "Ini adalah cita-cita kami sejak lama.", ungkap Risa mewakili
personil lainnya dalam rilis pers, Selasa (15/9).
Album ini berjudul "Ratimaya Sarasvati",
yang berarti bayangan keindahan. Menariknya album ini adalah konsep
pengemasan lagu ke lagu. Ada sebuah benang merah yang akhirnya
menghubungkan 10 lagu yang ada di album baru ini. Sebuah sosok fiktif
bernama Ratimaya diangkat menjadi jarum yang menjahit benang album ini.
Tak hanya itu, di album ini Sarasvati juga berkreasi membuat Audio Book yang menjadi penghantar antar lagu.
Demajors didaulat menjadi label
dari album terbaru Sarasvati. Label musik independen ini berani
menaungi Sarasvati yang sebelumnya tak pernah berada dibawah naungan
label. Ini akan menjadi sebuah album yang baru, dan tentu saja... segar.
Musik Sarasvati yang didominasi piano,
string, kecapi suling, dan nada-nada minor masih menjadi menu utama
dalam album ini. Lirik lagu pun beranekaragam, 50% bahasa indonesia, 45%
bahasa Inggris, dan 5 persen bahasa sunda. Tercatat di album sebelumnya
Sarasvati mengajak beberapa nama musisi untuk berkolaborasi, antara
lain Tulus, Cholil ERK, Dewa Budjana, dan Ink Rosemary. Di album ini
Sarasvati mendaulat Anji dan Agung Burgerkill untuk berkolaborasi di dua
lagu mereka. Yang tak kalah menarik, di album ini Sarasvati
mengaransemen sebuah lagu milik Homogenic, band yang pernah membesarkan
nama Risa Saraswati (vokal) sebelum membentuk Sarasvati.
Comments
Post a Comment