Radio Indienesia

Setelah melewati fase gila yang penuh kendala, band Trouble Maker yang terbentuk pada tahun 2011 silam resmi meluncurkan debut album pertamanya yang berjudul “REHEARSAL”. Trouble Maker telah mengupload beberapa lagunya secara digital yang berjudul “Whatever” dan “Sickness”. Trouble Maker yang digandrungi oleh empat orang gila yaitu Widhi Wiarso (Vocal), Surya Negara H. K. (Gitar), Adhip “Chikal” Prabowo (Bass) dan Putra Fuadillah (Drum) sepakat mengusung tema tentang kritik sosial. Esensi lagu di dalam album tersebut diangkat daari realita kehidupan era sekarang. Musik mereka pun dikemas dengan sedemikian dan membuat para pendengar berpersepsi kemudian bertanya-tanya, sebenarnya masuk ke dalam genre apa mereka? Beberapa pendengar berkomentar bahwa ini adalah musik rock n roll blues, ada juga yang bilang ini lebih ke hard rock. Tapi pada dasarnya Trouble Maker lebih mengarah ke garage rock yang diciptakan dengan aransemen sederhana dan dibumbui dengan nuansa hard rock, psychedelic.

Kita semua tahu bahwa musik Dangdut sudah bukan lagi eksklusive milik kalangan bawah. Irama Dangdut kini sudah merambah ke pesta raya kalangan atas bahkan tayangan di TV nasional. Tua-muda, kaya-miskin, lelaki-perempuan kini tidak malu lagi untuk bergoyang Dangdut. Bisa jadi kini Dangdut merupakan musik universal yang menyatukan semua kalangan. Tidak salah rasanya jika Shaggydog juga menciptakan sebuah lagu berirama Dangdut yang menjadi sebuah bonus rahasia di album Putra Nusantara. Ya, jika kita bersabar mendengarkan CD album Putra Nusantara sampai detik terakhir maka niscaya kita akan menemukan sebuah lagu tambahan di track ke 12 yang bernuansa Dangdut. Berjudul Ambilkan Gelas, lagu ini menggambarkan bahwa Shaggydog pun dekat dengan semua kalangan. Langkah yang tepat rasanya ketika unit Ska kugiran tanah air ini mengajak sebuah grup baru untuk berkolaborasi membawakan ulang lagu ini. Dan dipilihlah NDX A.K.A, dua pemuda asal Imogiri, Bantul, Yogyakarta sebagai tandem mer

Hot New Camp  band unit Pop Punk dari kota malang yang berdiri sejak tahun 2007. Setelah selesai merilis album di Bulan Maret lalu yang bertajuk  Doin’PopPunk Part II , Hot New Camp merilis musik video dari  single  terbaru mereka berjudul “Eve’s Song”. Band Pop Punk asal Malang yang lahir di tahun 2007 ini secara resmi memperkenalkan musik video tersebut dengan mengadakan  nonton bareng  di Kopi Letek, Malang, pada 11 September 2017 lalu. Mereka mencoba untuk menggabungkan alur cerita pendek ala FTV masa lalu dan di tutup dengan  performance  band yang membuat  video clip  kali ini terlihat berbeda bagi  Hot New Camp  dan  viewer  setia  Hot New Camp . Teknik pengambilan  video clip  ini juga tak kalah menarik.  One Take Shoot  teknik adalah teknik pengambilan video sekali jalan. Teknik ini sangatlah susah di kerjakan, Karena jika ada 1 adegan yang salah kami harus mengulangnya dari awal lagi. Namun hasil nya sangat bisa memberi decak kagum bagi  viewer  yang melihatnya. Dari

Kolaborasi sepertinya udah menjadi sebuah sajian yang menjadi andalan bagi banyak musisi belakangan ini. Salah satunya yang sedang rajin berkolaborasi adalah Midnight Quickie. Setelah sukses berkolaborasi dengan grup pop punk asal bandung Rocket Rockers, kali ini mereka berkolaborasi dengan produser electronic music asal Jogja Osvaldorio. Dalam kolaborasi ini, keduanya mengambil tema cinta, sebagian besar lirik lagu ini ditulis oleh Vokalis Charita Utami dengan dibantu Irsan Ramadhan dan juga Osvaldorio, bercerita mengenai wanita yang labil dimana sudah memutuskan pasangannya malah, dalam waktu tidak lama, pada suatu hari terbesit suatu moment mereka dulu, dan si wanita meminta kepada si pria untuk kembali bersamanya karena merasa lebih bahagia bersamanya. Midnight Quickie dan Osvaldorio memberi nama lagu itu  Bersamamu Bahagia. Lagu ini sendiri adalah adalah single ke-3 dari Midnight Quickie, yang sebelumnya di akhir 2016 mengeluarkan single  Begitu Indah  dan juga awal ta

Berumur 20 tahun didalam sebuah industri musik bukanlah perkara mudah. Dalam hal ini Shaggydog mampu beradaptasi dengan mulus tanpa banyak bongkar pasang individu didalamnya. Banting tulang merilis álbum sendiri sampai dipinang oleh label rekaman baik independen maupun major label yang kemudian akhirnya memilih untuk mendirikan label sendiri. Mulai dari bermain di acara komunitas, festival musik Jazz sampai melanglang buana ke benua Eropa, Australia bahkan Amerika sudah mereka jalani. Pada kunjungan mereka di Amerika tepatnya dalam rangka bermain di festival South By Southwest ini, Shaggydog tidak ketinggalan untuk membuat sebuah video untuk lagu gacoan mereka. Dipilihlah "Rock da Mic" dari álbum Putra Nusantara untuk dibuatkan video klip bersama tim dari Malaria House (videonya dapat ditonton disini). Ritme reggae/dub/ragga yang rancak dan dinamis dari lagu ini pun kemudian dirasa menarik untuk diracik menggunakan interpretasi dari musisi lain. Disini kemudian Shaggydo

Miftah Bravenda sendiri adalah musisi dan sound engineer asal Serang yang memulai proyek musik elektroniknya dari keresahan-keresahan yang ia rasakan di dalam kamar tidurnya. Miftah Bravenda memproduksi sendiri musik dari lab miliknya yang bernama “Are You High? Soundlab”.  Miftah Bravenda baru saja merilis Single terbaru berjudul Loss / Eglantine - SIngle yang bisa diunduh secara gratis via Bandcamp. Loss sebenarnya adalah salah satu lagu dari EP keduanya dengan judul yang sama Loss EP, kemudian lagu ini dirilis ulang dalam bentuk Single secara digital dengan lagu B-side yang berjudul Eglantine.   Single ini dirilis khusus didedikasikan untuk siapapun yang ditinggal mati oleh orang-orang yang dia kenal dan bagaimana beratnya tahun 2017 bagi Miftah Bravenda sendiri walau tahun 2017 belum berakhir. Di lagu Eglantine, Miftah Bravenda berkolaborasi dengan seseorang wanita bernama Laura untuk mengisi bagian Vocal. Track vocal direkam di rumah Laura sendiri yang berada di Nashville, TN, U

Yogyakarta - Setelah merilis single berjudul “We’re in Love Again” di tahun 2016, band indie pop asal Yogyakarta Summer in Vienna kembali dengan rilisan EP (Extended Play) berjudul “Autumn is Coming”. EP ini nantinya akan diluncurkan bersamaan dengan acara album release party pada tanggal 16 September 2017 mendatang di Tan Lunch and Bar, Jl Rajawali Raya 26, Condong Catur, Yogyakarta . Album “Autumn is Coming” ini pun akan menandai akhir enam tahun perjalanan Summer in Vienna dengan meyongsong hari baru setelah musim panas berakhir. Album release party ini juga akan menjadi gig paling akhir yang dimainkan Summer in Vienna. Surat terbuka dari Summer in Vienna bisa dilihat di sini: https://www.facebook.com/notes/summer-in-vienna/autumn-is-coming-our-time-to-say-goodbye/1164283087005868/ Ada tiga track yang dipersembahkan dalam “Autumn is Coming” , yaitu “By The Lakeside”, “The Manta Ray” dan “Old Enough to be Lonely”. Dari ketiga lagu tersebut, “ By The Lakeside ” dipili