Radio Indienesia

Bersamaan dengan dirilis ulang album perdana mereka dalam bentuk pita kaset, D’Jenks band dirty-reggae yang memadukan usnur musik jamaican sound dengan punk merilis single paling gresss mereka, berjudul “Do Me A Reggay”.  Judul “Do Me A Reggay” sendiri terinspirasi dari legenda reggae Toots Hibbeert “Do The Reggay’’. Di dalam single ini  D'Jenks , banyak   bercerita bagaimana musik menemani mereka dalam menghadapi titik terendah dalam kehidupan pribadi. Seperti dikutip dari Gigsplay.com , “Meskipun musiknya terdengar ceria, tapi sebenarnya liriknya lirih, saat orang lain meninggalkan gue, cuma musik yang menemani keseharian gue,” Mr. Rumput sang vokalis menjabarkan. “Musiknya sebenernya lebih ke nuansa ska punk 90’s, waktu itu hasil jamming di studio,” Rama Adhitya menambahkan”. D’Jenks terdiri dari Mr. Rumput (vokal), Rama Adhitya (gitar), Bayu Satria (kibor) dan Christo Putra (drum). Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=r5sSTrPczMY Blog : http://dje

Bandung yang belakangan ini sering sekali diguyur hujan, tidak menyurutkan kreatifitas kota dengan sebutan barometer musik indie-underground untuk terus melahirkan talenta-talenta baru yang menjanjikan!halaaah. Kali ini kita akan bergoyang berdisko  bersama dengan hentakan lantai dansa era “papi-mami kala muda”. Irama Disko Indonesia tempo dulu sekitar tahun 1970-1980an lebih tepatnya. Mereka adalah  Midnight Runners , yang merilis seri  remix  Nusantara Tropic Disco  menjadi lima  volume .Sadis. Tetapi saat ini baru sampai volume empat, segera menyusul yang kelima. Disko  remix  ala  Midnight Runners  sangat tepat untuk terapi rasa malas karna hujan. Cocok sekali mendengarkan mereka sambil keliling komplek rumah pake sepatu roda, jogging malam hari atau sekedar pembangkit selera  moodbooster efek  musim pancaroba yang menyelip masuk dalam  playlist  kalian. Sangat direkomendasikan sangaaat! Menikmati  remix  lima volume mereka sambil baca edisi Lupus jaman d

Mei 2014 lalu, genap 4 tahun perjalanan Festival Musik Tembi . Forum Musik Tembi ( FoMbi ) secara konsisten selalu mewadahi karya-karya musisi kreatif dalam program Musik Tradisi Baru (MTB) yang diadakan di hari ke-2 pada setiap gelaran festival. Setiap tahunnya pula, FoMbi merilis sebuah album kompilasi yang berisi tujuh komposisi musik dari tujuh grup terbaik di panggung nominasi Musik Tradisi Baru . Album ini merupakan wujud apresiasi dari proses kreatif peserta dan diharapkan mampu menjadi representasi musik tradisi baru yang inovatif dan ekspresif. Materi album merupakan hasil rekaman langsung saat pertunjukkan. Setelah sukses pada album Kompilasi Musik Tradisi Baru 2011, 2012 , dan 2013, kini FoMbi akan merilis album “Kompilasi Musik Tradisi Baru 2014”. Konser rilis album ini akan diadakan di Tembi Rumah Budaya pada Jumat 12 Desember 2014. Dalam konser rilis ini, akan tampil KANCAKU yang merupakan salah satu grup yang masuk dalam album kompilasi. Juga JALAN P

  Noise Addict 13th Anniversparty  16.01.15 at Edisan Music Pasar Segar Depok with PAPER GANGSTER STUPIDITY SPEAK UP THINKING STRAIGHT

A Tribute To Lagwagon 4/01/2015/Rossi Musik Fatmawati with SPEAK UP REJECTED KIDS AFORESAID I.R.T.H etc Info : @ Boardlessrcrds  

  AN INTIMACY VOL 4 Friday, 19 Desember 2014  15.00 - selesai at LOUBELLE SHOP JL. SETIABUDHI 56 BANDUNG with ANSAPHONE MR SONJAYA DUDUK MANIS LITTLELUTE TITOTESSA  

Be r awal dari 2010 di k ota Bandung, Muktito Adhitya dan La T e s sa Dwadiand r a memulai untuk berbagi nada dengan nama panggilan, titote s sa. Lagu-lagu telah dicipta k an dengan single pertama berjudul ‘Sun’ yang pada saat itu tidak sengaja te r e k am dirumah. Seiring waktu berjalan, te r ciptalah lagu-lagu lain yaitu, Awan Ilusi, Anak K ecil, K ema r au, dan bebe r apa lagu lainnya dengan metode home r eco r ding . Lagu-lagu tersebut dapat didengar di bebe r apa media sosial, dan banyak lagu yang dibawa k an hanya pada saat titote s sa bernada seca r a langsung. P ertama k ali bernada di Monas, J a k arta pada Agustus 2011 dan pertama k ali bernada di Bandung pada September 2011 di ITENAS. Seiring berjalannya waktu, titote s sa telah bernada di bebe r apa k ota di Indonesia seperti Bandung, J a k arta, Lampung, dan Y ogya k arta. Selama tahun 2013-2014, titote

Saat ini sangat banyak band atau musik accoustic bermunculan di Indonesia, dengan beberapa konsep musik yang berbeda sehingga sangat beragam sesuai kreativitasnya dan Bandung   merupakan salah satu kota yang sangat produktif dalam bermusik dan banyak pencerahan ide-ide didalamnya. Littlelute coba menampilkan keberagaman nada tanpa mengkotak-kotakan genre musik yang sangat melimpah. Konsep musik Littlelute sendiri mencoba menggabungkan musik folk dari beberapa Negara dengan memasukan keceriaan-keceriaan nada, sehingga kita menyebutnya dengan world music. Didebut pertamanya Littlelute mengeluarkan single yang berjudul “childhood story”, sebuah lagu yang menceritakan masa kecil kita dahulu, dimana terkadang kita malas untuk mandi pagi sebelum berangkat sekolah ataupun saat hari libur sekolah. Littlelute sendiri terbentuk tanggal 29 November 2013 yang berawal dari pertemuan tidak sengaja dengan salah satu personil dan mempunyai keinginan yang sama. Mulai dari sanalah